وسأل سائلٌ فقال: هل يتحسَّر الله في قوله: { يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ }؟
وأجاب الذي عنده علم الكتاب فقال:
Seseorang bertanya: Adakah Allah kesal dan duka pada firman-Nya:
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu
?
Al Imam Al Mahdi menjawab, dia berkata:
بسم الله الرحمن الرحيم
فمن ذا الذي هو أرحم بكم من الله أرحم الراحمين؟ ويا قوم أفلا تعلمون أنه يتحسَّر على عباده الذين ظلموا أنفسهم برغم أنه لم يظلمهم شيئاً؟ ولا نزال نُذكركم بتحسّر الله على عباده فيقول الله تعالى: {يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ } [يس:30].
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani
Siapa lagikah yang lebih mengasihi kalian dari Allah Yang Paling Pengasih dari semua yang mengasihani
?
Wahai kaumku, tidakkah kalian ketahui bahawasanya Allah kesal dan duka terhadap hamba-hamba-Nya yang menzalimi diri mereka sendiri, sungguhpun Allah sama sekali tidak menzalimi mereka
?
Kami tetap memperingatkan kalian akan kesalan dan kedukaan Allah terhadap hamba-hamba-Nya, firman Allah Ta’ala:
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu
[Yaa Siin:30]
وأما الذين ظلموا أنفسهم فيقول كل منهم: { يَا حَسْرَتَى علَى مَا فَرَّطتُ فِي جَنبِ اللَّهِ وَإِن كُنتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ (56) } صدق الله العظيم [الزمر:56].
Adapun orang-orang yang menzalimi diri mereka sendiri, maka setiap dari mereka mengatakan:
"Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah), (56)
Maha Benar Allah
[Az Zumar]
فهل تجتمع الحسرة والغضب؟ بمعنى فهل يمكن أن يغضب الله على قومٍ وفي نفس الوقت يتحسَّر عليهم؟ والجواب: كلا؛ إنّما الحسرة تحدث في نفس الربّ من بعد أن يتحسّر عباده على أنفسهم فيقول الظالم لنفسه: { يا حَسْرَتَى علَى مَا فَرَّطتُ فِي جَنبِ اللَّهِ وَإِن كُنتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ (56) } صدق الله العظيم.
Adakah kesalan dapat berkumpul dengan kemurkaan? Bermakna adakah mungkin Allah murka terhadap suatu kaum dan dalam masa yang sama Allah kesal dan duka terhadap mereka
?
Jawabannya: Tidak sekali-kali; Sesungguhnya kesalan dan kedukaan hanyalah terjadi dalam Diri Tuhan setelah hamba-hamba-Nya kesal dan duka terhadap diri mereka sendiri, lalu yang menzalimi dirinya sendiri mengatakan:
"Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah), (56)
Maha Benar Allah
وإنما الحسرة تحدث في نفس الربّ من بعد أنْ يهلكهم الله بسبب دُعاء أنبيائهم عليهم فيُصْدِقُهم الله ما وعدهم فيدمّر عدوهم تدميراً، ولكن عباده لم يهنوا عليه ولو لم يظلمهم شيئاً وذلك بسبب صفته التي جعلها في نفسه وهي الرحمة، وليست كرحمة الأمّ بولدها العاصي لو نظرت إليه يصرخ في نار جهنم؛ بل تكون حسرته أشدُّ وأعظم على عباده الذين ظلموا أنفسهم، وذلك لأنَّ الله هو أرحم الراحمين، فبعد أن يدمر عباده المُكذبين برسل ربّهم ورفضوا أن يجيبوا دعوة الله ليغفر لهم، وقال الله تعالى: { وَقَالُوا إِنَّا كَفَرْنَا بِمَا أُرْسِلْتُم بِهِ وَإِنَّا لَفِي شَكٍّ مِّمَّا تَدْعُونَنَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ ﴿٩﴾ قَالَتْ رُسُلُهُمْ أَفِي اللَّـهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَدْعُوكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ } صدق الله العظيم [إبراهيم:9-10].
Sesungguhnya kesalan dan kedukaan hanya terjadi dalam Diri Tuhan setelah Dia membinasakan mereka disebabkan doa para nabi untuk membalas keingkaran mereka, lalu Allah mengabulkan doa para nabi dan menunaikan janji-Nya kepada mereka, untuk membinasakan musuh-musuh mereka dengan sehancur-hancurnya, akan tetapi hamba-hamba-Nya tidak dapat melemahkan-Nya, meskipun Allah sama sekali tidak menzalimi mereka.
Demikian ini disebabkan sifat Allah yang telah Dia jadikan dalam Diri-Nya, ia adalah sifat RAHMAH -kasih sayang-, bukan seperti kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya yang durhaka seandainya si ibu melihatnya melaung-laung di neraka Jahannam; bahkan kesalan dan kedukaan Allah adalah lebih hebat lagi terhadap hamba-hamba-Nya yang menzalimi diri mereka sendiri, demikian ini kerana Allah adalah Yang Paling Pengasih dari sekalian yang mengasihi.
Maka setelah Allah binasakan hamba-hamba-Nya yang mendustakan para rasul, yang menolak untuk menyambut seruan Allah agar Allah mengampuni mereka, Allah Ta’ala berfirman:
"Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya". (9) Berkata rasul-rasul mereka: "Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu
Maha Benar Allah
[Ibrahim]
حتى إذا اعتقد المرسلون أنّ قومهم قد كذبوهم فاستيأسوا من هداهم فمن ثم يقولون: { رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بالحقِّ وَأَنتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ } صدق الله العظيم [الأعراف:89].
Sehinggalah bilamana para rasul yakin bahawa kaum mereka telah mendustakan mereka, lalu para rasul berputus-asa untuk memberikan petunjuk kepada mereka, maka para rasul mengatakan:
Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. (89)
Maha Benar Allah
[Al A’raaf]
ومن ثم يأتيهم نصر الله ولن يخلف الله وعده رسله وأولياءه فينصرهم على عدوهم فيصبحوا ظاهرين فيورثهم الأرض من بعدهم، وقال الله تعالى: { وَكَأَيِّنْ مِنْ آَيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ (105) وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ (106) أَفَأَمِنُوا أَنْ تَأْتِيَهُمْ غَاشِيَةٌ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ أَوْ تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (107) قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (108) وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَدَارُ الْآَخِرَةِ خَيْرٌ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا أَفَلَا تَعْقِلُونَ (109) حَتَّى إِذَا اسْتَيْئَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَنْ نَشَاءُ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ (110) لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (111) } صدق الله العظيم [يوسف].
Maka dari itu datanglah pertolongan Allah kepada mereka, dan Allah tidak akan memungkiri janji-Nya kepada para rasul-Nya dan para wali-Nya, maka Allah memberikan kemenangan kepada para utusan-Nya terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang berkuasa dan mewarisi bumi setelah musuh mereka.
Allah Ta’ala berfirman:
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya. (105) Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain). (106) Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya? (107) Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (108) Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya? (109) Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa. (110) Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (111)
Maha Benar Allah
[Yusuf]
وقال الله تعالى: { وَلا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا } [الكهف:49].
وقال الله تعالى: { وَمَا ظَلَمُونَا وَلَـكِن كَانُوأْ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ } صدق الله العظيم [البقرة:57].
Firman Allah Ta’ala:
Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun". (49)
[Al Kahfi]
Firman Allah Ta’ala:
dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (57)
Maha Benar Allah
[Al Baqarah]
ولكن يا أحباب الله يا معشر الآباء والأمّهات تصوروا لو أنّ أحد أبنائكم عاصٍ طيلة حياته لم يطيع لكم أمراً، ومن بعد موته اطّلعتم عليه فإذا هو يصرخ من شدة عذاب الحريق في نار جهنم فتصورا الآن كم سوف تكون عظيمة حسرتكم على أولادكم ! فما بالكم بحسرة ربّهم الذي هو أرحم الراحمين! أم إنكم لم تجدوا في محكم كتابه أنه يتحسَّر على عباده، وقال الله تعالى: {إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ﴿٢٩﴾يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ ۚ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ ﴿٣٠﴾}صدق الله العظيم [يس].
Akan tetapi wahai para kekasih Allah, wahai sekalian bapak dan ibu, bayangkan andainya seorang anak kalian durhaka sepanjang hidupnya tidak mematuhi perintah kalian, lalu setelah kematiannya kalian melihat anak itu melaung-laung kerana dahsyatnya azab seksaan yang membakar di neraka Jahannam, maka bayangkanlah oleh kalian sekarang, betapa besarnya kesalan dan kedukaan kalian terhadap anak kalian itu
!
Lalu bagaimana pula menurut kalian kesalan dan kedukaan Tuhan yang lebih mengasihi dari kalian! Ataukah kalian tidak temukan dalam muhkam Kitab-Nya bahawa Allah kesal dan duka terhadap hamba-hamba-Nya, Allah Ta’ala berfirman:
Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati. (29) Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (30)
Maha Benar Allah
[Yaa Siin]
وأما الظالمون لأنفسهم فيقول كل منهم: { يَا حَسْرَتَي علَى مَا فَرَّطتُ فِي جَنبِ اللَّهِ وَإِن كُنتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ } صدق الله العظيم [الزمر:56].
Adapun orang-orang yang menzalimi diri mereka sendiri, maka setiap mereka akan mengatakan:
"Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah), (56)
Maha Benar Allah
[Az Zumar]
وأمّا آخرون: { فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمْ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ } صدق الله العظيم [آل عمران:170].
Manakala ada yang lain:
Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka
Maha Benar Allah
[Keluarga ‘Imran]
وأما القوم الذين قال الله عنهم: { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ } صدق الله العظيم [المائدة:54]. فكيف سيرضون بجنة النّعيم وقد علّمهم إمامهم أن من يحبوه يتحسَّر في نفسه على عباده الذين ظلموا أنفسهم ولذلك فهم يريدون تحقيق النّعيم الأعظم من جنته.
Adapun kaum yang Allah nyatakan tentang mereka:
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya (54)
Maha Benar Allah
[Al Maaidah]
Bagaimana kaum itu akan rela dan puas dengan kenikmatan syurga, sedangkan Imam mereka telah mengajarkan kepada mereka bahawa Kekasih mereka kesal dan duka dalam Diri-Nya terhadap hamba-hamba-Nya yang menzalimi diri mereka sendiri, kerana itu mereka ingin merealisasikan An Na’eem al A’dhom -Kenikmatan Teragung- melebihi syurga-Nya.
وكلُّ عباد الله الصالحين يحبون ربّهم لأنه أحسن إليهم فأنقذهم من ناره وأدخلهم جنته ولكن القوم الذي وعد الله بهم في محكم كتابه تنزَّه حُبهم لربِّهم عن المادة، ولذلك لم تجدوا الله ذكر ناره أو ذكر جنته؛ بل قال الله تعالى: { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ يَخَافُونَ لَوْمَةَ لآئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ } صدق الله العظيم [المائدة:54].
Setiap hamba yang sholeh mencintai Allah, kerana Dia telah berbuat baik kepada mereka dan menyelamatkan mereka dari api neraka-Nya dan memasukkan mereka ke dalam syurga-Nya, namun kaum yang Allah janjikan dalam muhkam Al Qur’an, cinta mereka kepada Tuhan mereka bebas dari kebendaan, sebab itu kalian tidak dapati Allah menyebutkan neraka-Nya ataupun syurga-Nya;
Akan tetapi Allah Ta’ala berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (54)
Maha Benar Allah
[Al Maaidah]
وهُنا يتوقف أولو الألباب للتفكير فيقول: "إذا كنت حقاً أحب الله بالحب الأعظم من النّعيم والحور العين، فما الفائدة من الاستمتاع بنعيم الجنة وحورها وقد علَّمنا الإمام المهدي أن حبيبنا الأعظم مُتحسرٌ وحزينٌ على عباده الذين ظلموا أنفسهم؟". أولئك لن يرضيهم الله بالنّعيم والحور العين بل ينضمون إلى جانب الإمام المهدي فيُناضلوا في تحقيق النّعيم الأعظم حتى يذهب التحسر من نفسه على عباده { وَيَرْضَى }، فذلك هو أملهم ومنتهى غايتهم وكُل أمنيتهم وجميع هدفهم، فهل تدرون لماذا؟ لأنهم قوم { يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ }، فمن كان منهم فوالله لا يجد إلاّ أن يتبع الإمام المهدي فيُحرّم على نفسه جنة ربه، ويقول: "وكيف أرضى بجنة النّعيم وحورها وقصورها وأحب شيء إلى نفسي يقول: { يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ}؟"
Di sini, orang-orang yang menggunakan akal fikiran mereka akan berhenti untuk bertafakkur merenungkan, dia mengatakan: “Jika aku benar-benar mencintai Allah dengan kecintaan yang lebih besar dari kenikmatan syurga dan bidadari, lantas apa gunanya bersenang-senang dengan kenikmatan syurga dan bidadarinya, sesungguhnya Al Imam Al Mahdi telah mengajarkan kepada kita bahawa KEKASIH kita yang utama mengalami kesalan dan kedukaan terhadap hamba-hamba-Nya yang menzalimi diri mereka sendiri
?”.
Mereka itulah kaum yang Allah tidak membuatkan mereka rela dan puas dengan kenikmatan syurga dan bidadari, namun mereka bergabung di sisi Al Imam Al Mahdi dan berjuang untuk merealisasikan An Na’eem Al A’dhom agar lenyap kesalan dan kedukaan dari Diri Tuhan terhadap hamba-hamba-Nya dan diredhai.
Demikian itulah cita-cita dan puncak terakhir matlamat mereka, itulah setiap keinginan mereka dan seluruh tujuan mereka, adakah kalian tahu mengapa? Ini kerana mereka adalah kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, sesiapa yang termasuk kalangan mereka, maka demi Allah, dia tidak akan menemukan selain untuk mengikuti Al Imam Al Mahdi, dan dia akan mencegah dirinya dari syurga Tuhannya, dia mengatakan:
"Bagaimana aku dapat rela dan puas dengan kenikmatan syurga, bidadari dan istana, sedang KEKASIH yang paling aku cintai berfirman:
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu
?"
فلا نزال نذكركم بتحسر الله في نفسه حتى لا تدعون على عباده فتصبروا على عباده حتى يهديهم، وأقصد الصبر على الذين ضلّ سعيهم في الحياة الدُنيا ويحسبون انهم مهتدون وذلك لأنهم لم يبصروا بعد ما أبصرتموه يا معشر الأنصار، فصبرٌ جميلٌ عسى الله أن يهديهم برحمته التي كتب على نفسه وسع ربنا كل شيء رحمة وعلماً.
Kami tetap memperingatkan kalian terhadap kesalan dan kedukaan Allah dalam Diri-Nya supaya kalian tidak mendoakan keburukan untuk hamba-hamba-Nya, supaya kalian bersabar terhadap mereka hingga Allah memberikan mereka petunjuk-Nya, yang aku maksudkan bersabar adalah terhadap orang-orang yang sia-sia amal perbuatan mereka di dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahawa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.
Demikian itu kerana mereka belum lagi dapat melihat apa yang telah diperlihatkan kepada kalian wahai sekalian anshar, maka kesabaran yang baiklah untuk dijalani, mudah-mudahan Allah memberikan petunjuk kepada mereka dengan rahmat-Nya yang telah Dia tetapkan ke atas Diri-Nya, sesungguhnya rahmat Tuhanku dan pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu
وسلامٌ على المُرسلين، والحمدُ لله ربّ العالمين..
خليفة الله الإمام المهدي ناصر محمد اليماني.
Salam ke atas para rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam..
Khalifah Allah Al Imam Al Mahdi Naser Mohammed Al Yamani
https://albushra-islamia.com./showthread.php?p=47796
اقتباس المشاركة 287684 من موضوع Ensiklopedia Soal Jawab Ringkas - Juz 2
اضغط هنا لقراءة البيان المقتبس..